Arab Saudi Adakan Lomba Membaca, Promosikan Masa Depan yang Lebih Hijau

Arab Saudi, baru-baru ini, mengadakan lomba membaca secara maraton, untuk mempromosikan budaya membaca di perpustakaan dan kesadaran baru tentang lingkungan hidup. Lomba ini diadakan dengan bekerja sama dengan Perpustakaan Mesir dan Maroko. Lebih dari seperempat juta halaman buku telah dibaca.

Perpustakaan yang berpartisipasi dalam acara tiga hari tersebut adalah King Abdulaziz Center for World Culture atau dikenal dengan Ithra, Bibliotheca Alexandrina di Mesir dan Perpustakaan Nasional Maroko.

Tujuan lomba adalah menanam satu pohon untuk setiap 100 halaman yang dibaca, yang menurut perkiraan Ithra akan memakan waktu kira-kira satu jam bagi pembaca. Panitia kegiatan tersebut mengklaim bahwa sebanyak 326.250 halaman telah dibaca selama lomba tersebut atau setara dengan 2.504 pohon.

Pencetakan buku selama ini dianggap telah menghabiskan sebagian besar tanaman, sehingga gerakan penanaman pohon baru diharapkan dapat mengurangi sebagian dari problema tersebut.

Setibanya di perpustakaan yang ditunjuk, peserta mendaftar di resepsionis dan menerima kode QR yang mereka gunakan sepanjang lomba. Mereka diberi penanda buku dan buku catatan untuk mencatat rincian halaman bacaan mereka. Setelah menyelesaikan bacaan mereka pada hari itu, mereka kembali ke resepsionis untuk menyatakan jumlah halaman yang mereka baca.

Dalam upaya untuk mendorong membaca di ruang publik, semua orang harus membaca buku secara langsung agar dapat dihitung, selama satu, dua atau tiga hari, tergantung ketersediaan buku.

Tanda penghargaan diberikan kepada mereka yang berhasil membaca sebanyak 100 halaman, 200 halaman, 500 halaman, dan 1.000 halaman.

Di Ithra, layar besar mencatat jumlah halaman yang diselesaikan secara real time. Layer juga menampilkan hasil para pembaca dari Maroko dan Mesir.

“Ini adalah lomba membaca terbesar di perpustakaan Arab, yang diadakan selama tiga hari dari tanggal 29 Februari hingga 2 Maret. Ini bertujuan untuk menginspirasi masyarakat untuk membaca di perpustakaan umum, dengan meyakini peran perpustakaan dalam memperkaya kehidupan ilmiah dan budaya,” sebuah pernyataan resmi dari Ithra.

Salah seorang peserta mengatakan bahwa ia berkendara ke pusat kota untuk ikut lomba ini. Ia memperoleh info ini dari postingan di media sosial. Dengan secangkir kopi hitamnya diletakkan di atas meja bundar kecil, ia menemukan tempat yang nyaman di tengah alun-alun dan segera tenggelam dalam buku yang ditulis oleh penulis besar Mesir, Taha Hussein.

Kepada Arab News ia mengatakan bahwa ia memiliki ritual membaca setiap sore selama akhir pekan. Tapi kali ini ia datang dengan tujuan yang lebih besar. Biasanya, orang membaca untuk kesenangan atau hobby pribadi mereka, tetapi ini adalah kesempatan untuk dunia baru yang lebih baik.

Menurutnya, menanam pohon akan membantu menjadikan dunia lebih indah, dan dampaknya untuk jangka panjang planet kita akan sangat besar.

Berbicara tentang pengalamannya, ia mengatakan bahwa ia biasanya membaca sendiri.

“Di sini, saya bertemu dengan para pembaca lainnya. Ithra melakukan pekerjaan yang baik dalam menjadikan ini lingkungan yang cocok untuk membaca. Awalnya saya hanya akan membaca 100 halaman, namun ternyata bisa membaca lebih 200 halaman”, ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya berpartisipasi dalam lomba membaca.

“Ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Saya membawa buku sendiri, tetapi kemudian menelusuri buku-buku yang tersedia di sini dan membaca banyak buku,” tambahnya.

Para pembaca dibebaskan untuk membaca buku apa pun dalam bahasa apa pun. Mereka bisa membawa sendiri, atau meminjamnya dari perpustakaan. Mereka juga bebas untuk membaca dari buku yang sama atau dari beberapa buku.

Ruang tepat di bawah perpustakaan Ithra yang ikonik juga memiliki kursi yang nyaman untuk duduk dan membaca. Ithra menambahkan bilik dengan buku-buku untuk memudahkan akses.

Ithra akan menanam pohon tersebut atas nama pembaca, bekerja sama dengan the National Center for Vegetation Cover Development and Combating Desertification di Saudi Arabia. Hal yang sama juga dilakukan di Mesir dan Maroko.

Proyek Penghijauan

Arab Saudi sebenarnya tengah menjalankan program ambisius untuk penghijauan gurun yang selama ini dikenal panas dan tandus, jauh sebelum warganet heboh karena “keajaiban” pegunungan di Makkah menghijau. 

Jika pegunungan di Mekkah menghijau secara alamiah akibat guyuran hujan, gurun-gurun tandus di Saudi mulai ditumbuhi pohon karena program ambisius pemerintah.

Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), mulai mencanangkan program itu beberapa tahun lalu. Pada Maret 2021, Saudi akhirnya mengumumkan proyek Inisiatif Hijau Saudi (Saudi Green Initiative/SGI). Diberitakan, SGI merupakan proyek penghijauan terbesar yang pernah ada di negara itu.

Proyek itu menargetkan penanaman 450 juta pohon pada 2030 sebagai upaya melestarikan dan meningkatkan jumlah vegetasi di seluruh Saudi. Pada penghujung 2021, sekitar 10 juta pohon telah ditanam di 13 wilayah kerajaan.

Walau wilayahnya didominasi gurun pasir, Saudi sebenarnya memiliki sekitar 2,7 juta hektar hutan di dataran tinggi Abha dan Asir.

Saudi juga merupakan rumah bagi berbagai jenis tanaman, termasuk lebih dari 2 ribu spesies tumbuhan liar yang terbagi dalam 142 famili. Meski begitu, menurut Pusat Satwa Liar Nasional Saudi, sekitar 600 spesies tersebut kini mulai terancam punah. Sekitar 21 spesies bahkan sudah dianggap punah.

Proyek SGI itu pun digalakkan di berbagai kawasan. Tak cuma kawasan pedesaan, wilayah perkotaan di gurun juga menjadi target ruang hijau Saudi. Di perkotaan, SGI tak cuma akan membantu meredam peningkatan suhu, tetapi juga mengurangi emisi karbon dioksida, meningkatkan kualitas udara, memberikan peluang gaya hidup yang lebih “aktif”, serta memperindah kota.

Sementara itu, di kawasan pedesaan, upaya penghijauan itu bakal mengurangi laju “penggurunan” yang meluas. Penggurunan merupakan jenis degradasi yang membuat lahan kering menjadi semakin gersang.

Selain itu, program SGI itu juga diharapkan bisa menjadi solusi masalah sumber daya air terbatas dan suhu yang kerap mencapai rekor tinggi. Proyek ini juga diharapkan dapat melestarikan alam dengan keanekaragaman hayati di dalamnya.

Saudi memiliki 15 kawasan yang dilindungi karena keanekaragaman hayatinya dengan rincian 12 di darat dan tiga di laut. Pusat Satwa Liar Nasional berupaya meningkatkan jumlah tersebut menjadi 75, yakni 62 di darat dan 13 di wilayah pesisir dan laut.

Untuk meningkatkan vegetasi pemerintah Saudi telah menanam 600 ribu tanaman serta melakukan berbagai kampanye penaburan benih untuk meningkatkan vegetasi di cagar alam.

Sumber : Arab News