Buka Bersama IKB Jabodetabek, Puasa Kendaraan Menuju Takwa

Silaturahim makin dekat warga IKB Jabodetabek

Ramadan bulan yang penuh kebaikan. Setiap muslim dianjurkan banyak beribadah dan minta ampun atau istighfar kepada Allah. Insya Allah setiap doa dan permintaan akan dikabulkan.

Merayakan keagungan Ramadan, pengurus Ikatan Keluarga Balingka (IKB) Jabodetabek, komunitas warga Minang asal Kab. Agam, Bukittinggi, Sumbar, menggelar acara buka bersama atau bukber di Surau dan Balerong, Balingka, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu, 24 Maret 2024.

Acara dihadiri Ketua Umum IKB Jabodetabek Dr. M. Luthfie Hakim, SH, MH, yang juga menjabat Ketua Umum Himpunan Advokat Spesialis Rumah Sakit (HASRS), dan juga advokat pada M.Luthfie Hakim and Partners. Alumnus Universitas Gadjah Mada ini juga seorang datuk atau penghulu dengan gelar Datuk Pangulu Kayo Nan Putiah.

Terlihat juga tokoh Balingka yaitu Prof. Eddy Rasyidin, Ph.D, Guru Besar Akuntansi Universitas Andalas Padang, yang juga seorang datuk di Pesukuan Pili, Pahambatan, Balingka. Eddy Rasyidin pernah menjabat Kepala Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 1996-1998, dan Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Andalas Padang 1998-2002. Ia juga pernah menjadi komisaris Semen Padang. Karena tugas, sementara Eddy Rasyidin bermukim di Jakarta.

Dalam acara bukber IKB Jabodetabek warga Balingka datang bukan hanya yang bermukim di Jakarta, namun hadir warga dari Tangerang, Bekasi, Bogor, Depok, dan lainnya.

Acara bukber yang dimaksudkan sebagai silaturahim dan mempererat persaudaraan warga perantau ini terlihat kebersamaan yang tinggi. Kaum ibu warga Balingka yang disebut Bundo Kanduang mempersiapkan hidangan buka bersama dan makan bersama. Pertemuan terasa akrab dan sejuk. Diselingi acara tersebut juga diadakan pembahasan dan musyawarah untuk menggelar acara halal bihalal pasca lebaran. Untuk sementara dijajaki tempat pertemuan di TMII, perkiraan dijadwal pada 19 Mei 2024.

Pada acara bukber tersebut juga dilaksanakan salat tarawih bersama dengan imam Ustaz H. Munajad Alvan dan tausiah oleh Ketum IKB M. Luthfie Hakim.

Silaturahim makin akrab warga IKB Jabodetabek

Puasa Kendaraan Menuju Takwa

Dalam paparannya Luthfie mengatakan, Ramadan satu-satunya bulan yang disebutkan dalam Al-Qur’an. “Ini menunjukkan bahwa Ramadhan merupakan bulan yang memiliki keistimewaan,” terangnya.

Mengutip kewajiban berpuasa, Luthfie mengutip surat Al-Baqarah ayat 183, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Menurut Luthfie, orang yang dihimbau untuk melaksanakan kewajiban berpuasa adalah orang yang beriman. Tujuannya agar orang yang beriman menjadi hamba yang takwa kepada Allah.

Ia melanjutkan, seorang beriman tidak cukup hanya sekedar pengakuan, tapi harus mendapat ujian. Luthfie mengutip surat Al-Ankabut ayat 2, “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan ‘Kami telah beriman ‘ tanpa mereka tidak diuji?”

“Orang yang beriman itu masih perlu berjuang, masih perlu diuji supaya menjadi orang yang bertaqwa. Puasa itu ibaratnya kendaraan atau alat transportasi bagi orang yang beriman menuju terminal, yaitu takwa. Iman itu permulaan atau awal menjadi takwa,” jelas Luthfie.

Dan, ujar Luthfie selanjutnya, “Takwa adalah barometer bagi Allah untuk menjadi orang yang baik, menjadi terhormat dan mulia di sisi Allah dan di mata Allah.” Ia menambahkan, Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang yang bertakwa.

Takwa secara bahasa, kata Luthfie, mengandung arti menjaga diri dari segala yang membahayakan atau menimbulkan mudharat. Sedangkan secara syar’i artinya, orang yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Mengutip pendapat sahabat Nabi, urai Luthfie, taqwa memiliki empat tingkatan. Pertama, takut pada Keagungan Allah. Kedua, Beramal sedikit demi sedikit, secara berkelanjutan dan kontinyu, karena amal yang kontinyu lebih disukai Allah. Ketiga, puas dengan yang sedikit. Terakhir, selalu siap jika dipanggil oleh Allah.

“Mestinya dalam bulan puasa ini lebih mudah mengendalikan diri, baik perilaku normal maupun yang tidak normal. Puasa itu adalah perisai. Dalam puasa jangan berkata kotor ,jangan marah-marah, jangan bikin kegaduhan dan keributan,” ujar Luthfie.