MENELISIK CALON KETUA GUPPI
Gerakan Usaha Pembaharuan Pendidikan Islam atau GUPPI sebentar lagi akan mengadakan perhelatan akbar, yaitu muktamar yang ke- 10 yang akan dilaksanakan pada pertengahan Mei 2024 untuk memilih Ketua Umum yang baru. Muktamar akhirnya bisa dilaksanakan, setelah beberapa kali tertunda akibat pandemi Covid-19.
Bursa calon ketua umum mulai menjadi bahan perbincangan serius untuk mencari pengganti Imam Tholkhah yang sudah memimpin GUPPI selama dua periode. DPP GUPPI disebut-sebut sudah mengantongi sejumlah nama yang siap memegang tampuk kepemimpinan GUPPI dalam Muktamar GUPPI X yang akan dilaksanakan pada 18-19 Mei 2024 di Jakarta.
Syamsuddin, mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Agama mengungkapkan sejumlah nama calon ketua umum GUPPI Periode 2024 – 2028.
“Ada sejumlah nama yang mengemuka dalam diskusi-diskusi pengurus DPP GUPPI, namun belum terkonfirmasi dengan jelas. Ada birokrat, akademisi dan pengusaha. Tapi masih terbuka dengan nama-nama lain yang akan muncul,” kata Syamsuddin.
Apakah ada tokoh politik dalam bursa calon Ketua Umum GUPPI ? Syamsuddin mengaku akan lebih baik kalau GUPPI dipimpin oleh kalangan birokrat, akademisi atau pengusaha, namun bukan politisi.
“Saya lebih sreg saja kalau ketuanya itu kalangan birokrat, akademisi atau pengusaha yang concern dengan upaya pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia. Biar GUPPI tidak masuk lagi ke wilayah politik seperti dulu,” tambah Syamsuddin yang sekarang produktif menerbitkan buku-buku motivasi.
Dirinya juga mengatakan tidak akan mencalonkan diri dalam muktamar yang akan datang, dan berharap ada tokoh yang lebih mumpuni.
“Melihat kondisi dan tantangan GUPPI saat ini kita perlu pemimpin yang sesuai dengan tuntutan masa depan pendidikan Islam dan pendidikan nasional kita. Kita berharap GUPPI dipimpin oleh tokoh yang progresif agar dapat mewarnai dunia pendidikan nasional,” tambah Syamsuddin.
Sementara itu Rusydi Zakaria, dosen UIN Jakarta yang juga Ketua Pengarah Muktamar, mengatakan bahwa Muktamar GUPPI X akan diadakan di Jakarta pada bulan Mei 2024. Muktamar ini tertunda sehubungan dengan adanya wabah Covid-19 yang melanda dunia tahun 2020.
“Muktamar GUPPI ke-10 seharusnya dilaksanakan tahun 2023 kemarin, namun karena adanya wabah Covid 19, maka baru akan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2024 ini,” kata Rusydi.
Rusydi juga mengatakan bahwa saat ini belum muncul satu figure yang paling menonjol untuk memimpin GUPPI yang akan datang.
“GUPPI ke depan menghadapi tantangan yang berat, selain karena kita baru lepas dari musibah Covid 19, namun kita juga menghadapi realitas mutu pendidikan kita yang masih rendah,” tambah Rusydi.
Karena itu dia berharap bahwa GUPPI akan dipimpin oleh seorang figure yang kuat, baik kompetensi leadershipnya maupun jaringannya.
“Kita memerlukan Ketua GUPPI yang sudah selesai dengan urusan dirinya, sehingga bisa membawa GUPPI ke arah usaha pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia yang lebih terarah,” harapnya.
Senada dengan itu, Hasan M Noer, peneliti pendidikan alumni IAIN Jogjakarta mengatakan bahwa tidak mudah untuk mengembalikan GUPPI sebagai organisasi pembaharu Pendidikan di Indonesia.
“Kita menghadapi sikap skeptis masyarakat terhadap mutu lembaga pendidikan Islam, lemahnya visi dan misi kelembagaan, dan rendahnya daya saing lulusan lembaga pendidikan,” kata Hasan M Noer.
Karena itu menurutnya, harus ada upaya yang serius dan konstruktif dari pengurus GUPPI yang akan datang untuk terus melakukan pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia.
“Kita perlu Ketua Umum GUPPI yang bisa membangun kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan Islam, menentukan visi dan misi pendidikan Islam yang progresif, menyiapkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan mencetak lulusan yang memiliki daya saing tinggi,” tambahnya.
Agenda Muktamar
GUPPI merupakan ormas Islam yang lahir pada 3 Maret 1950 di Sukabumi dengan nama “Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam” disingkat GUPPI.
Dalam muktamarnya pada penghujung tahun 90-an, nama organisasinya diubah menjadi “Gerakan Usaha Pembaruan Pendidikan Islam”, dengan singkatan tetap GUPPI.
Perubahan kata “Gabungan” dengan “Gerakan” dan kata “Perbaikan” dengan “Pembaruan” pada dasarnya tidak bersifat substantif, dalam arti tidak merubah tujuan dan cita-cita dasar GUPPI untuk melakukan revitalisasi, perbaikan dan pembaruan pendidikan Islam.
Muktamar GUPPI ke-10 akan dilaksanakan di Jakarta pada 18 – 19 Mei 2024. Muktamar mempunyai tugas dan kewewenangan sebagai wahana untuk penyampaian laporan pertanggungjawaban DPP GUPPI, periode 2011 – 2016, diperpanjang dengan periode 2016 – 2021, diperpanjang kembali 2021 – 2024, melalui Rapat Pleno DPP GUPPI; Penyusunan Program Kerja DPP GUPPI masa jabatan 2024 – 2029; Penyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GUPPI; dan Pengesahan konsep Blueprint Pembaruan Pendidikan Islam GUPPI.
Yang juga sangat penting dalam muktamar ini adalah pemilihan ketua mmum periode 2024 – 2029.
Di Muktamar ini, akan hadir para utusan DPD GUPPI dari 34 propinsi, utusan Wanita GUPPI, utusan Badan Otonom dan undangan.
Untuk agenda muktamar sendiri, dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan dengan pembahasan tata tertib, penetapan pimpinan sidang, penetapan peserta dan laporan Ketua Umum GUPPI periode 2021 – 2024.
Pada hari kedua agendanya pembahasan AD/ART, pembahasan blue print/program kerja dan pemilihan ketua umum.
Penutupan muktamar sendiri akan dilaksanakan dengan pembacaan keputusan muktamar oleh presidium sidang. Selain itu ada sambutan-sambutan antara lain Ketua Umum Demisioner, Ketua Umum Terpilih, dan amanat Dewan Pembina GUPPI sekaligus menutup muktamar.
Pengurus DPP GUPPI
Pembina Yayasan Al Inayah Tangerang Selatan.
Pembina Yayasan Pendidikan Al-Ihsan Indonesia (YPAI) Anyar, Serang,