Pesantren Perlu Penguatan Perpustakaan Digital

Kementerian Agama tengah menyiapkan perpustakaan digital di lingkungan pondok pesantren agar pesantren tidak tertinggal oleh perkembangan jaman.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya dana bantuan stimulus dari Kementerian Agama untuk 40 pesantren, terutama yang mengelola Ma’had Aly yang telah mempunyai perpustakaan. Selain itu, para pengelola Ma’had Aly juga mendapatkan penguatan kompetensi terkait dengan jurnal ilmiah berbasis online melalui Open Journal System (OJS).

Plt. Direktur Pondok Pesantren dan Pendidikan Diniyah Waryono Abdul Ghafur mengatakan bahwa Kementerian Agama punya kepentingan untuk kemajuan pondok pesantren.

“Keberadaan perpustakaan digital itu selaras dan sesuai dengan tujuan Ma’had Aly sebagai pencetak ulama yang tafaqquh fiddin yang berbasis kitab. Hal ini sejalan dengan program Transformasi Digital yang menjadi salah satu program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.” tutur Waryono saat memberikan sambutan di acara Peningkatan Kompetensi Ustadz di Yogyakarta, 31 Agustus 2023.

Waryono melihat bahwa penyediaan perpustakaan digital Ma’had Aly sangat penting seiring kemajuan teknologi, karena perpustakaan dalam bentuk fisik gedung yang menghimpun kitab-kitab dan referensi semakin kurang relevan.

“Transformasi perpustakaan manual ke perpustakaan digital (e-library) perlu diakselerai. Hal ini misalnya dapat dilakukan dalam bentuk maktabah digital atau penyediaan aplikasi seperti Online Public Access Cataloge (OPAC)”, ujar Waryono, yang juga dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Namun demikian, ia juga menyadari bahwa kemampuan para pengelola pondok pesantren juga tidak sama, terutama terkait dengan pengelolaan dan perawatan perpustakaan digital.

“Kemampuan Ma’had Aly dan Pendidikan Diniyah Formal belum merata dalam penyediaan sarana pendukungnya seperti listrik, jaringan internet dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang Informasi dan Teknologi (IT). Kareana itu harus dicarikan solusinya,” sebut Waryono.

Selain digital library, Waryono juga memandang penting para pengelola Ma’had Aly mendapat penguatan kompetensi terkait jurnal ilmiah berbasis online melalui Open Journal System (OJS). Hal ini karena selama ini minim publikasi yang berbahasa Arab atau Inggris dari kalangan pesantren.

“Tidak kalah penting bagi para pengelola pondok pesantren adalah bagaimana menumbuhkan tradisi menulis dan mengakselerasi produktifitas penulisan jurnal, baik yang berbahasa Arab maupun bahasa Inggris.” tambah Waryono.

Program Perpustakaan Digital yang akan dikembangkan oleh Kementerian Agama ini mendapat respon positif dari jaringan pengelola pondok pesantren Alumni Pondok Pabelan Magelang, Jularso.

“Sangat menarik program ini. Berbagai khazanah yang berkembang di pesantren agar dapat terpublikasikan dengan baik dan diketahui oleh Masyarakat”, ujar Jularso.
Menurutnya, masyarakat perlu tahu perkembangan dunia pesantren saat ini karena pesantren saat ini berkembang dengan pesat, dan masyarakat punya banyak pilihan untuk belajar di pondok pesantren.

“Saat ini pondok pesantren tidak hanya melulu tempat ngaji. Tapi juga tempat yang kondusif untuk mengasah kemampuan dan ketrampilan. Karena itu program digital library ini akan membekali para santri dengan wawasan yang lebih luas dan lebih terbuka sesuai dengan tantangan zamannya” ujar Jularso yang selama ini dikenal sebagai praktisi BMT.***

Editor: Agus Sholeh