Al-Khawarizmi (2): Tokoh Ilmu Geografi dan Astronomi
Keahlian Al-Khawarizmi dalam matematika dan aljabar sangat mendukungnya untuk tampil pula sebagai seorang ahli geografi, astronomi dan kartografi (ilmu perpetaan). Hal ini, karena ilmu-ilmu tersebut berkaitan erat dengan ketepatan pengukuran dan penghitungan seperti yang ada dalam aljabar atau matematika.
Kawasan Khawarizmi, tanah tumpah darah Muhammad ibn Masa Al-Khawatirzmi sejak permulaan abad 9 terkenal mempunyai tradisi kebudayaan yang klasik dan asli yang tinggi. Ini berkat kemajuan-kemajuan ekonomi yang berhasil dicapainya sebagai kawasan yang terletak di persilangan yang strategis antara Timur dan Barat. Tetapi kemajuan ekonomi dan kebudayaan itu pun tidak pula mungkin muncul tanpa dukungan pengetahuan tentang matematika, geodesi dan astronomi. Perjalanan yang jauh melintasi gurun pasir luas yang buas tidak mungkin dapat dilakukan tanpa bantuan suatu pengetahuan dasar mengenai astronomi. Di sinilah Al Khawarizmi mengambil tempatnya yang khas sebagai ilmuan Muslim yang mengembangkan ilmu pengetahuan tentang astronomi, geografi dan perpetaan.
Teori-teori Al-Khawarizmi mengenai geografi diuraikannya secara panjang lebar dalam bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Book of The Picture of the World. Inilah karya geografi pertama yang dikenal dalam bahasa Arab. Karya Al-Khawarizmi ini kemudian sangat mempengaruhi ilmu geografi baik di Timur maupun Barat.
Geografi sebagaimana dikenal -terutama oleh masyarakat Timur – sebelum Islam, sebagian besar berhubungan dengan negara-negara di Timur Dekat dan Timur Jauh. Setelah negara-negara di sekeliling perbatasan. Dan negara-negara yang berbatasan dengan wilayah Islam itu bukan sedikit. Pada abad ke-9 wilayah perbatasan itu terbentang dari India di Timur hingga Spanyol di Barat. Dan, dari Laut Arabia di Selatan hingga Laut Aral di Utara.
Selain itu, kekhalifahan Islam yang berpusat di Baghdad merasa penting untuk mengenal negara-negara yang mempunyai hubungan politik dan ekonomi dengannya. Karena itu, dirasa perlu memperbaharui “geografi” sederhana yang dirumuskan. Ptolemy. Pembaharuan geografi itu pertama kali ternyata dilakukan oleh Al-Khawarizmi. Teori-teori baru Al-Khawarizmi mengenai geografi juga mencakup tentang iklim dan pandangan-pandangan matematis dan geografi deskriptif.
Selama berabad-abad berlangsung perjalanan-perjalanan yang berhasil menemukan wilayah-wilayah baru. Tulisan-tulisan Al-Khawarizmi dalam bidang geografi tetap merupakan dasar dari semua karya geografikal. Demikian penting kedudukan Al-Khawarizmi dalam bidang ini.
Lebih jauh Al-Khawarizmi sesuai dengan keahliannya dalam matematika dan aljabar mengembangkan pula ilmu geometri. Patut diketahui, para ahli matematika sebelum Al-Khawarizmi sebenarnya juga telah berhasil menciptakan karya-karya geometri yang dipergunakan sebagai petunjuk kerja bagi para peneliti tanah, para pekerja bangunan dan lain-lain. Tetapi karya-karya mereka tidak memuat bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran ilmiahnya, Karya-karya mereka hanya meletakkan prinsip-prinsip geometrikal dasar dan ketentuan-ketentuan untuk mengukur angka dan kepadatan. Karena itu perlu penjelasan-penjelasan lebih jauh. Al-Khawarizmi muncul menjelaskan semua teori itu dengan sejumlah contoh praktek. Dialah orang pertama yang mengumpulkan informasi dan penjelasan yang demikian lengkap tentang masalah ini dalam bahasa Arab untuk penggunaan praktis.
Sumbangan Al Khawarizmi paling penting dalam astronomi adalah penemuannya tentang “Zidj” atau suatu rangkaian tabel astronomi dan trigonometri yang diperlukan untuk memecahkan soal-soal teori dan praktik astronomi. Karyanya ini diterjemahkan ke bahasa Latin tahun 1126.
Memang, sejak abad ke-8 pengamatan astronomi dilakukan di semacam observatorium di Damaskus. Observatorium besar dibangun di kota Baghdad pada 892.
Al-Khawarizmi sangat tertarik pada pengamatan-pengamatan astronomi dengan penggunaan instrumen-instrumen khusus. Ia menganggap instrumen semacam itu amat penting untuk mendapatkan ketepatan pengukuran. Al-Khawarizmi merupakan salah seorang dari sekian banyak astronom pertama yang menulis tentang astrolab, dan ia sekaligus menjadi orang pertama yang mendorong penggunaan instrumen ini untuk memecahkan soal-soal dalam praktis. Al-Khawarizmi pulalah yang memberikan perumusan pertama tentang instrumen astronomikal lainnya yang disebut kuadran (quadrant). Dengan penemuan-penemuan Al-Khawarizmi dalam bidang astronomi ini, sulit dibantah, bahwa ia telah meletakkan pula dasar-dasar pengetahuan astronomi modern sebagaimana dikenal dewasa ini.
Penulis: Habibi. Sumber : Panji Masyarakat, No.481