Indra Jaya, Pendidik dan Mubaligh Membangun Masyarakat Melalui Masjid

Nama Indra Jaya Dt.Sati dikenal sebagai tenaga pendidik, mubaligh dan seorang datuk atau pemuka adat di sukunya. Ia, disamping tugas rutinnya sebagai guru sekolah menengah tingkat atas, juga sangat aktif berdakwah.

Sebagai mubaligh, Angku Datuk, demikian sapaan akrabnya, sering muncul di mesjid memberikan ceramah. Di kampungnya Nagari Balingka, Kec. IV Koto, Kab. Agam, Bukittinggi, Sumatera Barat, yang berhawa sejuk, hampir semua masjid ia ikut mengisi memberikan pencerahan agama Islam. Desa yang terletak di Gunung Singgalang ini memiliki 15 masjid, dan punya agenda rutin dalam kegiatan dakwah.

Bukan hanya semata berdakwah yang dilakukan Indra Jaya, namun ia juga aktif mengurus aktifitas masjid, menggalakkan bantuan untuk masyarakat yang tidak mampu, membantu kaum dhuafa, anak yatim, membantu para lansia, dan mengurus lembaga pendidikan Madrasah Aliyah Swasta, satu-satunya yang ada di Balingka. Semua kegiatan ini bersumber dana swadaya dari masyarakat yang dikumpulkan di masjid dan bantuan dari para perantau.

Meski telah 28 tahun mengajar sebagai guru, namun Indra Jaya di kampungnya lebih dikenal sebagai mubaligh atau da’i, disamping juga dikenal sebagai datuk.

Melihat latarbelakang pendidikan Indra Jaya mestinya tidak menjadi pendakwah. Ia harusnya total sebagai guru atau pengajar di sekolah. Namun, dalam kiprah yang dijalani seseorang, tidak selamanya klop antara profesi dan out put pendidikan.

Ayah Indra Jaya memang seorang ustadz. Mungkin, bakat turunan ini mengalir pada Indra Jaya, meski ia pernah mencoba untuk “beralih” dari peran turunan dari sang ayah tersebut.

Ketika tamat sekolah dasar dan tsanawiyah (sekolah Islam setingkat SMP) di kampungnya Balingka, ia sangat ingin masuk sekolah menengah atas (SMA), sementara ayahnya memerintahkan ia masuk Aliyah ( sekolah Islam setingkat SMA).

Tanpa bertanya dan minta izin sama orang tuanya, Indra Jaya mendaftar di SMA Koto Tuo, sekitar 5 km dari Bukittinggi. Ketika diterima dan harus beli baju seragam senilai Rp 23 ribu, ia malah dibentak ayahnya. ” Urus saja oleh kamu sendiri, kan kamu yang mau masuk SMA,” ujar Indra Jaya, menirukan ucapan orang tuanya, ketika itu.

Tidak mendapat restu masuk SMA, Indra Jaya terpaksa menuruti keinginan orang tuanya memasuki sekolah madrasah aliyah. Untuk itu Indra Jaya mendaftar di Madrasah Aliyah Negeri Gulai Bancah, Bukittinggi, pada hari kedua musim pendaftaran.

Setelah lulus di Madrasah Aliyah Negeri Gulai Bancah Bukittinggi, Indra Jaya mendaftar di 2 perguruan tinggi, pertama di IAIN Iman Bonjol Padang ( sekarang UIN), dan kedua di IKIP Padang ( sekarang UNP Padang). Ternyata di kedua perguruan tinggi negeri itu ia lulus.

Namun, pengumuman pertama yang keluar adalah IAIN Imam Bonjol Padang, bahkan Indra Jaya sudah mendaftar, membayar uang kuliah dan ikut Posma (Pekan Orientasi Mahasiswa). Jadi, tinggal masuk kuliah. Tetapi, pada hari terakhir Posma, keluar pengumuman IKIP Padang, hasilnya Indra Jaya dinyatakan lulus test.

Trauma dengan pengalaman ketika masuk SMA dulu yang ditolak ayahnya, Indra Jaya melaporkan kepada ayahnya, bahwa ia lulus di dua perguruan tinggi.

” Abak (ayah) sekarang saya lulus di dua perguruan tinggi, IAIN dan IKIP. Kalau di IAIN sudah mendaftar, sudah dibayar dan tinggal kuliah. Kini lulus juga di IKIP, jadi dimana saya harus kuliah,” tanya, Indra Jaya.

“Tasarah diyang lah, ma diyang nan katuju,” jawab ayahnya (terserah kamu lah, mana yang kamu suka).

Mendapat jawaban tersebut Indra Jaya merasa senang. Lalu ia memutuskan memilih kuliah di IKIP Padang. ” Keluarga juga mendorong saya masuk IKIP, dengan pertimbangan lebih cepat dapat kerja, ketimbang di IAIN mungkin lebih lambat,” kilahnya.

Di IKIP, Indra Jaya mengambil jurusan biologi. Setelah menjalani kuliah selama 41/2 tahun, tahun 1994 berhasil selesai meraih gelar S1 sarjana pendidikan.

Sebagaimana umumnya para mahasiswa yang telah selesai kuliah, kemudian berfikir terjun ke dunia kerja. Karena ada lowongan di Kab. Agam,Bukittinggi, Indra Jaya mencoba melamar sebagai guru PNS. Namun, sayang belum beruntung dan tidak lulus.

Pada tahun 1995 ada lowongan jadi guru di Bengkulu. Ia mencoba melamar dan ikut test, nasib baik ternyata lulus. Ia dapat SK sebagai PNS dari Diknas P dan K, tetapi diperbantukakan di Kemenag. Indra Jaya ditempatkan di Curug sebagai guru aliyah dan mengajar mata pelajaran biologi. Karena ada saudara perempuannya mukim di Curug, Indra Jaya menumpang tinggal di situ selama mengajar.

Cukup lama juga Indra Jaya menjadi guru di Curuk, Bengkulu. yaitu 10 tahun. Dari tahun 1995 sampai 2005. Ada dua alasan yang mendorong ia balik ke kampung halamannya. Pertama, kedua orang tuanya sudah uzur atau berusia lanjut. Sebagai anak bungsu ia ingin merawat kedua orang tuanya. Kedua, ada desakan dari pengulu (kepala adat persukuan) agar ia pulang ke kampung untuk terjun ke masyarakat. “Saya kira sebaiknya kamu cukup di rantau, pulanglah ke kampung,” himbau Angku Datuk Sati, yang menjabat pengulu saat itu, dan berharap Indra Jaya aktif di masyarakat di kampung halaman

Dengan kedua alasan tersebut Indra Jaya mengurus surat kepindahannya ke kampung. Hampir 2 tahun ia mengurus surat pindah penempatan kerja. Akhirnya, ia ditempatkan mengajar di SMA Negeri 2 IV Koto di Sungai Jariang, Bukittinggi. Sekolah ini tidak jauh dari kampung halamannya Balingka sehingga ia bisa bolak-balik tiap hari mengajar.

Indra Jaya mengajar mata pelajaran fisika. Karena muridnya masih sedikit, dan jam pelajarannya terbatas di SMA 2 Sungai Jariang, Indra Jaya menyambi mengajar di Pesantren Abdul Kadir Syuaib Guguk Randah, Bukittinggi. Di pondok ini ia mengajar selama 10 tahun terhitung sejak 2005.

Aktif di Surau dan Masjid

Dengan menetap di kampung sendiri Indra Jaya punya kesempatan aktif di masyarakat. Terutama di surau dan masjid dalam kegiatan dakwah Islam.

Waktu belajar di tsyanawiyah dan aliyah Indra Jaya sudah menunjukkan bakat dan minatnya di pelajaran umum. Di tsanawiyah ia selalu dapat ranking dan nilai mata pelajaran seperti IPA dan matematika selalu tinggi. Karena itu ketika masuk Aliyah ia memilih jurusan fisika, padahal ada empat jurusan seperti agama, biologi, fisika dan IPS.

Waktu duduk di bangku tsyanawiyah Indra Jaya sudah aktif dalam kegiatan keagamaan. Ia ikut kegiatan wirid remaja di masjid, aktif di karang taruna dan lainnya. Menurut Indra Jaya, minatnya dalam kegiatan keislaman mungkin menurun dari ayahnya yang juga seorang ustadz. “Terkadang saya merasa terpenjara ikut kegiatan keagamaan ini, karena ayah saya seorang ustadz dan mubaligh,” ujarnya.

Untuk aktif di masyarakat, sentral kegiatannya adalah masjid. Dan, untuk aktif di masjid harus memiliki pengetahuan agama. ” Untuk modal saya dalam berdakwah, hanya pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan di tsyanawiyah dan aliyah. Termasuk hafalan Al-Qur’an, ditambah hafalan sekarang sedikit-sedikit. Dan membaca buku untuk menambah pengetahuan agama,” jelasnya.

Selain itu Indra Jaya mengikuti kuliah S2 di IAIN Bukittinggi, mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Islam. Ia juga telah mengikuti Diklat calon kepala sekolah dan lulus memperoleh serifikat. ” Jadi saya sekarang sudah punya SIM untuk jadi kepala sekolah, ditambah lulus S2 Manajemen Pendidikan Islam,” ungkapnya.

Menyinggung aktifitasnya sebagai mubaligh dan berdakwah, Indra Jaya merasa tigas itu sebagai tanggung jawab dan panggilan.

“Sekarang ini karena saya sudah tinggal di kampung rasanya punya kewajiban untuk berdakwah”, tandasnya.

Indra Jaya menjelaskan, ada dua hal yang harus diperhatikan secara sungguh-dungguh dalam kegiatan dakwah di Balingka. Pertama, soal agama dan kedua soal adat. Keduanya ini harus disinergikan sesuai pepatah Minang, adat bersendi syara, dan syara bersendi Kitabullah.

Untuk aktif di masyarakat dan mengembangkan dakwah, harus aktif di masjid. Di masjid semua masyarakat bisa bertemu. ” Dari anak kecil, sampai orang dewasa dan orang tua bisa berkumpul. Jadi, kalau di kampung ini memang aktifitas harus dimulai dari surau atau masjid,” jelasnya.

Permasalahan dakwah di Balingka, menurut Indra Jaya, adalah kekurangan ulama dan mubaligh. “Di Balingka ada 15 masjid, pada bulan Ramadhan kita kewalahan mencari ustadz untuk mengisi acara Ramadhan,” terangnya.

Disamping itu dirasakan ulama yang mumpuni dan benar-benar menguasai ilmu keislaman, termasuk hukum Islam, sangat minim. ” Sehingga kalau kita bercerita tentang hukum Islam, agak payah kita mencarinya,” imbuhnya.

Menurut Indra Jaya, solusi mengatasi masalah di atas ada yang jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek kalau ada lulusan IAIN diajak aktif menjadi imam masjid dan mengisi acara pengajian.

Untuk jangka panjang kebetulan di Balingka ada Madrasah Aliyah Swasta (MAS). “MAS ini cukup membantu menghadapi masa depan kekurangan ulama,” tutur Indra Jaya.

Madrasah Aliyah Swasta telah meluluskan sekitar tujuh angkatan. Dan hampir semua lulusannya memasuki perguruan tinggi Islam, khususnya IAIN Bukittinggi. ” Mereka inilah yang melibatkan diri di surau dan masjid, baik dalam kegiatan remaja, mengasuh anak-anak TPA dan kegiatan dakwah,” jelas Indra Jaya.

Disamping itu Majelis Ulama Balingka (MUNA) juga melakukan kaderisasi ulama. “Dulu Majelis Ulama memberikan bea siswa bagi yang melanjutkan ke perguruan tinggi Islam, tapi dua tahun terakhir terhenti, karena calon mahasiswa menolak masuk perguruan tinggi Islam yang menjadi syarat untuk dapat bea siswa,” ujar Indra Jaya.

Dengan kenyataan di atas maka harapan lebih besar digantungkan ke lulusan MAS untuk mengatasi kelangkaan ulama. Dan, lulusan MAS ini ijazahnya sudah disamakan dengan negeri. Lulusannya juga berprestasi, ada yang tamat S 2, bahkan ada yang melanjutkan studi ke Mesir. ” Karena MAS ini lembaga pendidikan swasta, pendanaannya tergantung pada dukungan masyarakat. Kami berharap pada warga yang mempunyai rezeki lebih untuk bisa membantu,” harap Indra Jaya, yang juga menjabat Sekretaris Yayasan.

Menjadi pengulu dan datuk

Ketika Indra Jaya bertugas sebagai guru di Bengkulu, ia dipanggil oleh Dt. Sati, pengulu di pesukuannya, untuk pulang kampung ikut berkiprah di masyarakat. Setelah kembali ke tanah kelahirannya, pada tahun 2007 atas kesepakatan warga pesukuannya, setuju mengangkatnya jadi Panungkek ( Wakil Datuk). Kemudian, setelah Datuk Sati wafat maka naiklah Indra Jaya sebagai Datuk dengan gelar tetap Datuk Sati. Jabatan datuk ini diemban sampai sekarang.

Menurut Indra Jaya, datuk sebagai pemimpin di sukunya dalam menjalankan kepemimpinannya harus mampu menggabungkan antara agama dan adat. ” Adat dan agama harus seiring. Adat dan agama mesti berjalan sejalan, harus disinergikan. Agama dan adat tidak boleh berbenturan. Kalau ini terjadi akan susah,” urainya.

Indra Jaya berpendapat, seorang tokoh adat atau juga ninik mamak harus memiliki modal agama dalam membimbing anak dan kemenakannya. “Kita sebagai ninik mamak harus mengerti agama, apalagi ketika mengayomi anak dan kemenakan. Karena itu seorang yang diangkat jadi datuk atau wakil datuk wajib memiliki pengetahuan agama, kalau tidak mendalam belajar, bisa menambah pengetahuan dengan membaca buku agama,” harapnya.

Sebagai contoh pentingnya ninik mamak memiliki pengetahuan agama, ketika ada acara pernikahan anak atau kemenakannya,harus memberikan nasehat tentang mandi wajib, mengenai akhlak kepada mertua, bagaimana bersikap di kampung istri, dan lainnya.

” Nah, disinilah perlunya ilmu agama, bagaimana mensinergikan antara nilai-nilai agama dengan nilai-nilai adat yang jadi tugas ninik mamak. Kita mengayomi anak dan kemenakan, kalau tidak.punya dasar ilmu agama akan sulit. Sesungguhnya ninik mamak inilah yang akan memelihara kampung halaman dan anak kemenakan, dan itu perlu ilmu agama disamping adat,” paparnya.

Dan, orang tua-tua kita sudah meninggalkan pesan, ” kacang belimbing lenggang-lenggangkan, anak dipangku, kemenakan dibimbing, orang kampung dipatenggangkan ( dipertimbangkan),” pungkas Datuk Indra Jaya.

1. Indra Jaya Dt. Sati bersama isteri.
2. Indra Jaya bersama isteri dengan busana datuk pengulu.
3. Bersama keluarga.
4. Dalam sebuah acara kaum.
5. Lulus strata 2 IAIN Bukittinggi.
6. Kesibukan sebagai guru SLTA.
7. Acara pengarahan di sekolah.
8. Memberikan bantuan untuk kaum dhuafa.
9. Bersama tim SAR.
10. Acara pendidikan di sekolah.
11. Acara bersama petinggi daerah.
12. Sebagai mubaligh memberikan tausiah.

161 thoughts on “Indra Jaya, Pendidik dan Mubaligh Membangun Masyarakat Melalui Masjid

  1. naturally like your web site however you need to take a look at the spelling on several of your posts. A number of them are rife with spelling problems and I find it very bothersome to tell the truth on the other hand I will surely come again again.

  2. Hi there to all, for the reason that I am genuinely keen of reading this website’s post to be updated on a regular basis. It carries pleasant stuff.

  3. 💡 Excellent work on this ultimate guide! every paragraph is packed with value. It’s obvious a lot of research and love went into this piece. If your readers want to put these 7 steps into action immediately, we’d be honoured to help: 👉 https://meinestadtkleinanzeigen.de/ – Germany’s fastest-growing kleinanzeigen & directory hub. • 100 % free listings • Auto-sync to 50+ local citation partners • Instant push to Google Maps data layer Drop your company profile today and watch the local calls start rolling in. Keep inspiring, and thanks again for raising the bar for German SEO content!

  4. 💡 Excellent work on this ultimate guide! every paragraph is packed with value. It’s obvious a lot of research and love went into this piece. If your readers want to put these 7 steps into action immediately, we’d be honoured to help: 👉 https://meinestadtkleinanzeigen.de/ – Germany’s fastest-growing kleinanzeigen & directory hub. • 100 % free listings • Auto-sync to 50+ local citation partners • Instant push to Google Maps data layer Drop your company profile today and watch the local calls start rolling in. Keep inspiring, and thanks again for raising the bar for German SEO content!

  5. 💡 Excellent work on this ultimate guide! every paragraph is packed with value. It’s obvious a lot of research and love went into this piece. If your readers want to put these 7 steps into action immediately, we’d be honoured to help: 👉 https://meinestadtkleinanzeigen.de/ – Germany’s fastest-growing kleinanzeigen & directory hub. • 100 % free listings • Auto-sync to 50+ local citation partners • Instant push to Google Maps data layer Drop your company profile today and watch the local calls start rolling in. Keep inspiring, and thanks again for raising the bar for German SEO content!

  6. 💡 Excellent work on this ultimate guide! every paragraph is packed with value. It’s obvious a lot of research and love went into this piece. If your readers want to put these 7 steps into action immediately, we’d be honoured to help: 👉 https://meinestadtkleinanzeigen.de/ – Germany’s fastest-growing kleinanzeigen & directory hub. • 100 % free listings • Auto-sync to 50+ local citation partners • Instant push to Google Maps data layer Drop your company profile today and watch the local calls start rolling in. Keep inspiring, and thanks again for raising the bar for German SEO content!

  7. I rarely leave comments, but this post compelled me to. It really captured my attention and offered a level of depth that is often missing online. A truly impactful read.

  8. 💡 Excellent work on this ultimate guide! every paragraph is packed with value. It’s obvious a lot of research and love went into this piece. If your readers want to put these 7 steps into action immediately, we’d be honoured to help: 👉 https://meinestadtkleinanzeigen.de/ – Germany’s fastest-growing kleinanzeigen & directory hub. • 100 % free listings • Auto-sync to 50+ local citation partners • Instant push to Google Maps data layer Drop your company profile today and watch the local calls start rolling in. Keep inspiring, and thanks again for raising the bar for German SEO content!

  9. 💡 Excellent work on this ultimate guide! every paragraph is packed with value. It’s obvious a lot of research and love went into this piece. If your readers want to put these 7 steps into action immediately, we’d be honoured to help: 👉 https://meinestadtkleinanzeigen.de/ – Germany’s fastest-growing kleinanzeigen & directory hub. • 100 % free listings • Auto-sync to 50+ local citation partners • Instant push to Google Maps data layer Drop your company profile today and watch the local calls start rolling in. Keep inspiring, and thanks again for raising the bar for German SEO content!

Leave a Reply

Your email address will not be published.