Alumni Pondok Pabelan 77 Adakan Temu Kangen dan Reuni

Alumni Pondok Pesantren Pabelan, Magelang, Angkatan 77 mengadakan temu kangen dan reuni pada Sabtu-Ahad, 25-26 Januari 2025 di Kaliurang, Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat kembali tali silaturahmi dan kangen-kangenan setelah sekian lama tidak bertemu.
Acara yang sudah delay beberapa kali ini bertajuk “Sepi Ora Ono Awakmu, Kangen-kangen Santri Pabelan Angkatan 77” mendapat respon yang luar biasa dari para alumni yang berasal dari berbagai daerah.
Rangkaian acara sengaja dirancang santai dan tidak formal. Ada sesi berbagi cerita, games, ramah tamah, hingga jalan-jalan ke beberapa destinasi wisata, yang semuanya menguatkan keakraban dan kehangatan.
Ketua Panitia, Arif Prajoko, dalam sambutannya mengungkapkan bahagia dan harunya bahwa acara reuni dan kangen-kangenan ini akhirnya bisa terlaksana.
“Alhamdulillah acara Temu Kangen ini bisa terlaksana dengan baik berkat dukungan dari semua alumni 77. Di catatan panitia, hadir lebih dari 60 peserta, dan semua tidak ada yang muda lagi. Banyak yang sudah pensiun dari tugas, namun juga banyak yang masih top-topnya di karirnya. Kalau kita masuk ke Pabelan tahun 1977 berarti sekarang ini sudah 48 tahun yang lalu kita menapakkan kaki di Pondok Pabelan. Karena itu harapan kami moga-moga acara ini bisa membayar lunas rasa kangen terhadap kenangan semasa di pondok,” ungkap Arif.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran para alumni yang begitu antusias untuk hadir. Ada dari Jakarta, Bandung, Brebes, Semarang, Pekalongan, Banyumas, Temanggung, Jepara, Cepu, Malang, bahkan Samarinda. Malah ada yang dulunya dari Dili, Timor Timur, walau sekarang sudah jadi warga Semarang”, tambah Arif Prajoko.

Sementara itu Ketua Yayasan Wakaf Pondok Pesantren Pabelan, Jamhari Ma’ruf, juga mengungkapkan kegembiraanya atas terlaksananya temu kangen ini. Ia berharap acara ini menjadi momentum bagi para alumni Pondok Pesantren Pabelan untuk saling menyemangati dalam terus berkarya dan berkiprah bagi masyarakat, bangsa dan negara sebagaimana yang diamanatkan oleh almarhum Kyai Hamam Dja’far.
“Saya gembira dan haru ketemu dengan teman-teman para alumni Pabelan. Tahun 1977 saat kita ketemu di Pondok Pabelan hampir semua masih imut-imut, karena sebagian besar itu tamatan SD. Sekarang sudah pada jadi orang hebat dan menua. Semoga teman-teman alumni ini terus melanjutkan kiprahnya di masyarakat. Saya menemukan banyak alumni Pabelan yang hebat-hebat, baik yang di kampus seperti Mas Komaruddin Hidayat, Kak Bahtiar Efendi, Ali Munhanif, Hendro Prasetyo di Jakarta. Ada juga mbak Siti Syamsiatun, mbak Ruhaeni, mbak Tituk di Yogyakarta, mbak Dewi Arfiani di Samarinda,” kata Jamhari yang asli Klaten, Jawa Tengah.
Dia juga menyebut bahwa diantara yang hadir ini adalah orang-orang hebat, baik itu jadi tokoh politik, tokoh Pendidikan, pebisnis, maupun tokoh masyarakat.
“Kita punya kawan Mas Tantowi Jauhari yang berkiprah di politik dan pernah menjadi anggota DPRD di Jawa Tengah. Ada Kyai Slamet Hidayat yang mengelola pesantren Al Asror di Gunungpati, Semarang. Ada Nuruddin Abdullah yang memimpin pesantren di Kudus. Ada Aries Budiono yang memimpin Pondok Pesantren Al-Ihsan di Anyer, Banten. Ada Burhan Ali yang pengusaha, Qomaruzzaman yang jadi Hakim Tinggi Agama di Maluku Utara. Dan masih banyak lagi,” tambah Jamhari yang saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok Jawa Barat.
Jamhari menegaskan bahwa alumni Pabelan memiliki karakter yang kuat. Sebab selama di pesantren dididik dan ditanamkan nilai-nilai kehidupan. Ia mengibaratkan alumni Pabelan dengan uang kertas 100 ribuan.
“Alumni Pabelan itu nilainya ibarat uang kertas 100 ribuan. Uang ini walaupun sudah diremas-remas, diinjak-injak dan dicoret-coret, tetap mempunyai nilai yang tinggi. Demikian pula alumni Pondok Pabelan. Dalam situasi apapun dan dimanapun dia berkiprah pasti akan memberikan yang terbaik,” ungkap Jamhari.
Tak lupa di kesempatan baik ini para alumni memanjatkan doa bersama untuk almarhum Kyai Hamam Dja’far, rekan-rekan sesama alumni yang sudah berpulang, juga doa untuk jajaran Pengasuh dan Pengelola Pondok Pesantren Pabelan.
Di Ahad pagi, para peserta kemudian diajak touring keliling Kaliurang dengan jeep-jeep jadul namun masih perkasa untuk menikmati keindahan kawasan kaki gunung Merapi. Wisata ini menawarkan pengalaman seru menjelajahi area terdampak letusan Merapi dengan menggunakan jeep off-road yang tangguh. Peserta diajak menyusuri berbagai destinasi yang memiliki nilai sejarah dan keindahan alam yang menakjubkan, di antaranya Museum Mini Sisa Hartaku, Batu Alien, Bunker Kaliadem, Kampung Mbah Maridjan, Kali Kuning dan Sungai Off-Road.
Ahad siang semua alumni kemudian menyebar ke daerah masing-masing untuk melanjutkan darma baktinya bagi nusa, bangsa dan negara sebagaimana pesan Kyai Hamam Dja’far agar semua santri Pabelan menjadi manusia yang bermanfaat.
Praktisi Pembelajaran Bermakna
Staf Yayasan Al Inayah Tangerang Selatan