Valentine Day dan Kasih Sayang Menurut Islam

Acara pengajian Ikatan Keluarga Balingka (IKB ) Jabodetabek.

Kasih sayang yang diperoleh manusia dari Allah menurut Islam haruslah didapat bukan hanya dalam kehidupan di dunia, tapi juga sampai di akhirat. Untuk mendapatkan kasih sayang tersebut manusia harus bertakwa kepada Allah dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Poin di atas salah satu yang bisa dipetik dari ceramah Buya Benny Amri.Lc dalam pengajian rutin Ikatan Keluarga Balingka (IKB) Jabodetabek di Surau dan Balerong Balingka, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (18/2/2024).

Dalam pengajian yang bertajuk Kasih Sayang dalam Islam, merespon fenomena hari kasih sayang atau Valentine Day yang jatuh pada 14 Februari 2024 (bertepatan dengan hari pencoblosan Pemilu 2024). Dalam paparan Buya Benny menjelaskan bahwa hari kasih sayang atau Valentine Day itu adalah bagian dari budaya Barat, Amerika dan Eropa,
“Supaya kita tidak salah paham, tidak semua budaya luar itu bisa kita terima. Ketika kita menerima budaya baru itu harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist,” jelasnya.

Buya Benny memaparkan, dalam kehidupan ini memang terjadi saling mempengaruhi di antara kebudayaan. Sebab, yang ada bukan hanya ajaran Islam, tetapi juga budaya lain, sehingga terjadi saling mempengaruhi.

Kasih sayang dalam budaya Barat, dijelaskan oleh Buya Benny, tidak menyertakan ajaran Islam, tetapi menonjolkan hubungan personal antar individu. “ Pada tiap tanggal 14 Februari, hari Valentine Day simbol kasih sayang, mereka yang pacaran memberikan coklat pada pacarnya,” ungkapnya.

Dalam budaya Barat hubungan laki-laki dan perempuan tidak menganggap penting aqad pernikahan. Hubungan didasarkan atas saling suka, dimanapun keduanya bertemu. Halal dan haram tidak menjadi pertimbangan mereka.

“Di Eropa dan Amerika karena tidak berdasarkan syariat, terjadilah hubungan-hubungan yang janggal. Tidak mau menikah dan memilih berzina atau kumpul kebo.

Kemudian tidak mau punya anak, tidak mau berbagi harta. Kalau menikah mereka takut harta gono-gini. Jadi menikah itu suatu yang berat bagi mereka,” terang Buya Benny, seraya menambahkan, bahwa di Barat mendapatkan yang halal itu sangat susah, sebaliknya mendapatkan yang haram sangat mudah.

Kasih Sayang Dunia Akhirat

Kasih sayang dalam Islam, menurut Buya Benny, sebenarnya berangkat dari ayat Al-Qur’an yang dibaca setiap permulaan surat, yaitu Bismillaahir Rahmaanir Rahiim. Artinya, Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Kasih sayang Allah amat luas meliputi hampir segala sesuatu, bahkan termasuk kepada orang yang kafir dan Iblis sekalipun. Indikator untuk itu bisa dilihat bahwa orang kafir memiliki kekayaan sebagai rahman dari kasih sayang Allah. Demikian juga Iblis bisa terus hidup.

“Tetapi, kasih sayang Allah ini hanya terbatas dalam kehidupan di dunia dan tidak sampai di kehidupan akhirat. Di kehidupan akhirat orang kafir dan mereka yang ingkar kepada Allah masuk neraka. Di neraka tidak ada Rahman dan kasih sayang Allah,” tuturnya.

Ditambahkan, kasih sayang Allah itu khusus untuk orang beriman. Dan, kasih sayang itu sampai pada kehidupan akhirat yang kekal dan abadi.

Menyinggung hubungan antara laki-laki dan perempuan, menurut Benny, harus resmi diikat dalam hubungan perkawinan atau aqad nikah. Pernikahan ini wajib memenuhi empat syarat yaitu adanya saksi, mahar, wali dan ijab qabul.
“Kalau suka pada seseorang maka harus dilamar. Yaitu mencari ridha Allah dengan menjalani prosedur menurut ajaran Islam.

Kalau ada perasaan cinta maka harus melakukan aqad nikah. Di luar itu disebut zina atau perselingkuhan,” imbuhnya.

Mengutip ayat Al-Qur’an surat al-Isra ayat 32 Allah melarang perbuatan zina,” Dan janganlah kamu mendekati zina, itu sungguh suatu perbuatan keji, dan jalan yang sesat”. Menurut Buya Benny, jangankan berzina, mendekati zina saja Allah sudah melarang, yaitu dengan menjaga pandangan mata, bersentuhan dan berkhalwat atau berdua-duaan laki-laki dan perempuan yang belum menikah.

Mengingatkan para orang tua, Buya Benny Amri mengatakan, perlu saat ini para orang tua meningkatkan kewaspadaan dalam mengawasi pergaulan putera-puterinya. “ Jangan dibiarkan anak-anak kita bergaul bebas dan dekat antar jenis. Ini jalan terjerumus pada perbuatan zina dan hubungan haram,” pintanya.

Ia menambahkan, sekarang ini budaya luar yang bertentangan dengan ajaran Islam begitu mudah menyusup, terutama melalui handphone (hp), merupakan jebakan budaya melalui konten yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Tontonan seperti sinetron dan lagu-lagu yang isinya pacaran, seolah-olah membolehkan pacaran, padahal itu perkara yang dilarang dalam ajaran Islam. “ Jadi kewaspadaan itu sekarang harus tinggi. Jangan anak dibiarkan bergaul bebas dan dekat antar jenis. Ini jalan terjerumus pada zina atau hubungan haram,” tegasnya.

Kasih sayang dalam Islam harus didasarkan pada takut atau taqwa pada Allah , yaitu dengan menjauhi larangan Allah. “Sebenarnya masalah ini sudah diketahui umat Islam, persoalannya bagaimana menjalankannya,” ucapnya.

Ditambahkan, kalau kita berkasih sayang di duni ini hendaklah kasih sayang itu sampai ke akhirat. Dan, landasannya taqwa atau takut kepada Allah.

Pernikahan dan perkawinan dalam Islam melahirkan hak dan kewajiban. Kewajiban seorang suami adalah menafkahi isterinya lahir dan batin. Dan kewajiban seorang isteri taat kepada suami, selama tidak bermaksiat kepada Allah.

“Kasih sayang tidak semata pelampiasan perasaan, tapi ada hak dan tanggung jawab. Lahir anak suami bertanggung jawab pada anak. Seorang isteri dapat surga jika taat pada suami, sebaliknya suami yang bertanggung jawab juga dapat kebahagiaan,” sambungnya.
Kasih sayang itu khusus untuk orang beriman.

Kasih sayang itu harus sampai akhirat. “ Kasih sayang itu juga ditunjukkan ketika seorang isteri mengingatkan suaminya untuk mengerjakan shalat . Demikian sebaliknya seorang suami juga mengingatkan istrinya untuk tidak melalaikan shalat dan ibadah kepada Allah,” pungkas Buya Benny Amri.