MODERASI BERAGAMA: TESTIMONI SAIFUL ANWAR (5)

Menurut saya, kegiatan lokakarya yang mengenalkan konsep moderasi beragama di kalangan sekolah, dengan mengikutsertakan siswa dan guru pembina ini adalah kegiatan yang bagus sekali. Selama ini jarang sekali kami mendapatkan forum pembelajaran seperti ini, yang memadukan antara teori dan praktik. Selain pembekalan konsep dan wawasan, ada juga materi teknis tentang bagaimana tips-tips memproduksi sebuah video pendek bermuatan konten moderasi beragama. Selama ini, di sekolah, para siswa hanya mendapatkan pembelajaran agama seperti yang ada dalam teks buku pelajaran. Oleh karena itu, jika nanti diselenggarakan kegiatan serupa dalam pengembangnya atau sebagai tindak lanjut, insyaAllah kami siap mengikuti kegiatan tersebut.

Di lingkungan lembaga pendidikan (sekolah) kami, untuk agama atau kepercayaan siswa alhamdulillah semuanya muslim. Namun dalam pemahaman keagamaan siswa, tidak semuanya sama. Latar belakang sosial keagamaan dari keluarga para siswa dapat dikatakan cukup beragam. Meskipun hingga saat ini belum dijumpai kasus semisal pemaksaan kehendak/pendapat, atau berkembangnya paham radikal, namun seiring dengan sangat terbukanya arus informasi, potensi itu tetap perlu kita waspadai dan kita bentengi.

Anak-anak usia sekolah dapat dengan leluasa mengakses berbagai macam informasi dan tayangan yang jarang sekali mendapatkan control dari orang tua maupun guru. Termasuk juga dalam hal ini adalah tayangan yang bersifat ceramah atau konten keagamaan (dakwah). Konten keagamaan (dakwah) yang tersedia di laman media sosial ini juga ternyata tidak sedikit yang mengandur unsur-unsur yang bisa menggerus nilai-nilai toleransi, inklusivisme, serta dengan mudah menghakimi pihak lain sebagai kafir. Konten-konten seperti ini cenderung bersifat provokatif.

Untuk itulah, kami sebagai pihak guru agama akan memberikan materi moderasi beragama yang dikaitkan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kepada para siswa. Selain itu, kami juga telah merencanakan pembuatan konten video pendek yang bisa disebarluaskan melalui media sosial. Dengan demikian kami berharap agar siswa dapat mengamalkan praktik kehidupan beragama yang sesuai dengan nilai-nilai moderasi, dengan cara memberikan pemahaman tentang cinta tanah air. Karena negara kita Indonesia memiliki beragam keyakinan serta beragam budaya. Kemudian juga memberikan pemahaman tentang cara bertoleransi, baik antar umat beragama atau antar umat seagama.

Saiful Anwar, Guru SMK Baabunnajah, Pandeglang