MODERASI BERAGAMA: TESTIMONI SITI MUNAWAROH (4)

Kegiatan lokakarya moderasi beragama yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama, sangat penting dan bermanfaat. Kegiatan ini membuka pandangan kami bagaimana seharusnya kita bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama umat seagama, antar umat beragama, dengan mereka yang berbeda latar belakang suku maupun golongannya. Terjalin kebersamaan sehingga dapat menjalin persatuan dan kesatuan. Tercermin dalam kehidupan sehari-hari, terhindarkan dari salah pergaulan seperti perundungan yang banyak melahirkan kebencian dan perbuatan-perbuatan yang menyimpang seperti tawuran dan lain sebagainya.

Di SMKN 1 Kota Serang, baik siswa maupun tenaga pendidik terdiri dari beraneka ragam golongan ras, suku maupun agama. Keluarga besar sekolah kami sangat menjunjung tinggi kebersamaan dan persatuan. Kita saling menjunjung tinggi toleransi, saling menghargai perbedaan yang ada pada masing-masing individu maupun kelompok. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan peringatan hari besar Islam (PHBI). Sudah menjadi kegiatan rutin kami misalnya, pada bulan Muharram, kami mengadakan santunan kepada anak yatim. Anak yatim yang ada di sekolah kami banyak mereka yang beragama Kristen, Hindu, Buddha, juga kami samakan dengan yang beragama Islam pada saat pemberian santunan tersebut.

Begitu juga pada saat kami melaksanakan kegiatan Idul Adha. Pada saat kami melaksanakan kegiatan pembelajaran idul qurban (penyembelihan hewan qurban), para siswa yang beragama non Islam pun akan mendapatkan bagian yang sama. Ini tentu saja konteksnya adalah pembelajaran.

Di sekolah kami memiliki 8 jurusan, diantaranya jurusan akuntansi, sekretaris, pemasaran, desain komunikasi visual (DKV), tehnik jaringan, kuliner, perhotelan dan tata busana. Karena letak domisili sekolah kami di kota, tentunya siswa kami bukan hanya penduduk asli dari wilayah Banten saja, melainkan berasal dari bermacam-macam suku, agama dan ras.sehingga dalam proses pendidikan dan pembelajaran berjalan atau berlangsung secara bervariasi sehingga melahirkan siswa yang unggul, berprestasi, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat nasional.

Perbedaan bukanlah suatu rintangan bagi sekolah kami, akan tetapi kami percaya justru perbedaan itu akan melahirkan banyak pengetahuan, baik di bidang seni, budaya, bahasa dan kultur. Itulah yang dalam bahasa agama disebut “perbedaan adalah rahmat”. Karena kami menjunjung tinggi kebersamaan, persatuan dan keadilan, maka hal ini memicu lahirnya banyak prestasi. Prestasi-prestasi tersebut kami tidak membedakan mana siswa-siswi yang muslim dan mana siswa-siswi yang non-muslim. Jika siswa yang berprestasi beragama non-Islam, kami justru memberikan motivasi kepada siswa yang muslim agar mau mencontoh kepada siswa yang berprestasi tersebut walaupun berbeda agama atau keyakinannya dan berasal dari latar belakang suku-budaya yang berbeda (bukan orang Banten asli).

Siti Munawaroh, Guru SMK Negeri 1 Kota Serang