Membuat Video Pendek Bertema Moderasi Beragama Itu Gampang
Sekarang, menikmati tayangan video bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Banyak pula platform, fasilitas dan fitur untuk memutar video yang bisa kita manfaatkan dengan mudah, dan bahkan tidak berbayar alias gratis.
Tak ketinggalan, kini media sosial pun menawarkan berbagai macam video yang bisa kita akses untuk mendapatkan beragam informasi penting. Kita bisa mengetahui kiat-kiat jitu melalui video tips atau video tutorial, menambah wawasan melalui kursus daring, bahkan video singkat lucu yang menghibur para penontonnya.
Berkat video pula, banyak orang yang berubah menjadi jutawan, bahkan miliarder. Mereka sukses karena mampu membuat konten menarik sehingga punya banyak follower. Ini bisa terjadi karena menonton video telah menjadi kebiasaan dan kebutuhan orang sehari-hari. Fenomena ini menandakan bahwa di era digital seperti sekarang ini, untuk mendapatkan informasi, berita, pengetahuan, bahkan hiburan, kita lebih memilih untuk menonton video.
Jika kita coba kilas balik, konten video di media sosial awalnya terkenal dari channel YouTube saja. Namun kesuksesan ini kemudian diikuti oleh platform lain. Sebut saja misalnya, TikTok, Facebook, Instagram, LinkedIn, Twitter dan media sosial lainnya juga membuat fitur, yang menjadikan konten video semakin nyaman untuk ditonton para penggunanya.
Konten video membuat pembicara dan penontonnya seakan-akan sedang berkomunikasi secara langsung dan nyata. Walaupun video masih masuk ke dalam kategori komunikasi satu arah, namun video memiliki tempat yang sangat ‘spesial’ dan menarik bagi para penontonnya.
Sebelum tahun 2000-an, video atau gambar bergerak dikenal sebagai bentuk media yang mahal dalam produksinya. Diperlukan kamera yang bagus, lensa yang canggih, tripod, microphone, lampu pencahayaan yang baik, dan perangkat-perangkat lainnya dengan harga yang cukup mahal. Namun saat ini, sepertinya semua itu sudah tidak berlaku lagi.
Saat ini semua perangkat dan tools yang menjadi prasyarat pembuatan video sudah tersedia dengan banyak pilihan. Harga sangat terjangkau, dan kualitasnya tetap bagus. Kita dapat dengan mudah menjumpai banyak video-video keren yang berkualitas tinggi namun hanya dihasilkan dari ponsel pintar (smartphone) saja, tanpa bantuan perangkat-perangkat pendukung lain yang mahal.
Video Pendek
Pada lokakarya ini, kita tidak akan membahas tentang video iklan, video film, video drama panjang atau jenis video lainnya. Namun kita akan membicarakan video sosial, yang memang video jenis ini diproduksi khusus untuk diunggah di media sosial. Biasanya, video sosial juga memiliki ukuran yang berbeda dengan video-video lainnya. Mengapa? Karena kita perlu membuat video sosial menjadi video yang singkat, to the point namun pesannya dapat tersampaikan, dan menarik untuk dilihat.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara menarik perhatian banyak viewer agar mereka menonton video sosial kita? Untuk itu diperlukan pemahaman yang baik dalam membuat konten video yang akan diunggah di media sosial. Ada banyak cara, tips dan tahapan dalam membuat konten video yang menarik di media sosial. Berikut akan diuraikan beberapa langkah yang dapat dilakukan.
1. Memahami Keinginan Penonton dengan Baik.
Langkah pertama, tetapkan siapa sasaran penontonnya. Kita perlu memiliki target yang spesifik. Sebab begitu banyak selera, pemahaman, karakter, maupun tingkat apresiasi penonton. Kita tidak akan bisa menjangkau semua penonton yang begitu beragam. Misalnya, dari segi usia. Apakah untuk semua usia, atau untuk anak-anak, remaja, atau prang dewasa? Juga dari tingkat pendidikan, yang terentang dari jenjang yang paling bawah sampai yang tertinggi. Tak kalah penting adalah profesi atau pekerjaan, bahkan komunitas yang akan jadi calon penonton kita itu.
Di saat kita sudah memiliki target audiens secara pasti, barulah kita bisa menyusun konsep, rencana produksi, dan hal-hal lainnya. Kita perlu memastikan bahwa konten-konten video yang kita buat benar-benar terlihat jelas, menarik dan tentunya tidak membingungkan penontonnya. Jika target penonton sudah jelas, maka ketika kita ingin memasukkan sebuah pesan atau informasi ke dalam video kita, kita akan menyertakannya sesuai dengan ketertarikan yang dimiliki target penonton kita. Minat dan ketertarikan seorang ibu rumah tangga, misalnya, tentu berbeda dengan minat dan ketertarikan pekerja profesional. Minat dan ketertarikan ini dapat menjadi setting cerita, atau bumbu cerita, dari kemasan tema video kita.
2. Memahami Sarana Media Sosial yang Digunakan
Kita mengenal beragam media sosial dengan ciri dan keunggulannya masing-masing. Karenanya, setiap media sosial pasti memiliki kepopulerannya sendiri-sendiri. Dari situlah kita bisa mengidentifikasi setiap audiens yang menggunakan media sosial. Misalnya, kebanyakan orang yang memilih Pinterest adalah para pengguna media sosial yang sedang mencari ide-ide untuk suatu hal. Atau, mereka yang lebih menyukai LinkedIn adalah kebanyakan para eksekutif muda yang menyukai informasi tentang bisnis dan segala hal yang berkaitan dengan pilihan profesinya.
Dengan kata lain, setiap orang menggunakan media sosial yang berbeda dengan alasan yang berbeda-beda juga. Ini menandakan bahwa satu video yang sama, yang kita unggah ke berbagai media sosial akan mendapatkan respon yang berbeda-beda. Misalnya, video cerita pendek tentang pergaulan anak muda. Ketika kita mengunggah video ini ke Facebook dan LinkedIn, maka respon atas video tersebut di Facebook akan berbeda dengan respon yang didapat di platform LinkedIn.
Intinya, agar bisa membuat konten video yang menarik dan keren di media sosial, kita perlu memahami bahwa setiap sarana media sosial memiliki audiens atau penonton dengan ketertarikannya masing-masing.
3. Memahami Cara Mengikat Keterlibatan Penonton
Setelah memahami keinginan audiens kita dan memahami setiap media sosial yang ada, kita juga perlu memahami cara mengikat keterlibatan para audiens terhadap video-video yang kita unggah di media sosial. Poin ketiga ini sangatlah penting karena tanpa keterlibatan dari para audiens, segala video yang kita posting di media sosial akan sia-sia begitu saja. Audiens (penonton) adalah orang-orang yang sangat penting untuk kita jaga ketertarikannya. Tanpa mereka, kreativitas kita akan terhambat dalam membuat konten-konten video, karena tidak ada reaksi dari para audiens terhadap video-video kita.
Apa yang bisa kita lakukan untuk menjalin keterlibatan penonton? Misalnya memberikan ruang komentar, saran atau masukan ide-ide konten. Atas komentar dan saran penonton tersebut, kita juga harus memberikan tanggapan balik yang positif. Proses ini memang terkadang sedikit merepotkan, namun hal ini dapat menumbuhkan keterlibatan penonton.
Tips Membuat Video Pendek Yang Menarik
Jika kita cermati, saat ini sudah banyak content creator yang menciptakan ide-ide kreatifnya dan menarik banyak followers (penonton loyal). Artinya, tawaran video pendek yang menarik sudah banyak tersedia di media sosial. Karena itu diperlukan strategi tertentu agar karya video yang kita unggah di media sosial juga dapat menarik minat penonton untuk mengapresiasinya. Dalam konteks produksi video pendek bertema moderasi beragama, tantangannya tentulah lebih besar, sebab video kita bukan hanya tontonan yang dapat menghibur semata, namun juga ada pesan penting yang ingin kita sampaikan. Jadi ada unsur literasi dan edukasi dalam karya video kita.
Dalam forum lokakarya “Penguatan Karakter Siswa SMK Banten Melalui Pengenalan Nilai-nilai Moderasi Beragama Tahun 2022” ini akan diuraikan beberapa tips bagaimana membuat karya video pendek bertema moderasi beragama yang menarik dan enak ditonton.
1. Buatlah Username yang Unik
Akun media sosial kita hendaknya diberi nama yang menarik. Sebuah username yang unik bisa membuat profil kita berkesan dan mudah diingat oleh khalayak. Biasanya orang akan mengingat username yang pendek dan menampilkan identitas diri dan karakter pemiliknya. Keunikan username juga bisa membedakan profil kita dari orang lain, walaupun kita memiliki nama yang serupa dengan orang lain.
Jika video kita merupakan karya bersama atau karya tim sekolah, misalnya, maka yang utama karya tersebut akan diunggah di akun media sosial milik sekolah. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan karya bersama tim sekolah tersebut dapat diunggah ke akun pribadi siswa dengan seizin otoritas sekolah dan mencantumkan identitas sekolah. Hal ini harusnya bisa dimungkinkan guna lebih memperluas jangkauan penontonnya.
2. Menciptakan Personal Image
Kita perlu menciptakan sebuah personal image atau citra yang menggambarkan diri dan kemampuan kita, agar lebih mudah diingat dan dikenal orang lain. Citra yang akan dibentuk pada diri kita bisa merujuk pada kompetensi, hobi, atau ciri khas tertentu lainnya. Misalnya, jika kita mahir dalam cabang olahraga tertentu, atau menguasai alat musik tertentu, atau hobi menyanyi, maka tunjukkanlah bakat-bakat atau kompetensi itu.
Semakin spesifik karakter yang kamu tunjukan, maka akan semakin banyak orang yang tertarik untuk menonton konten video kamu. Ini menjadi semacam “modal” yang sangat penting, sehingga makin banyak penonton video kita. Selanjutnya kita tinggal memasukkan pesan yang ingin kita sampaikan, termasuk pesan moderasi beragama yang dapat kita “bungkus” dalam satu rangkaian cerita.
3. Lima Detik Pertama Itu Penting
Opening atau pembukaan pada sebuah konten video sangat penting. Tujuannya agar orang merasa penasaran dan akan bertahan untuk menonton atau mengapresiasi keseluruhan konten. Pada video pendek, lima detik pertama merupakan durasi krusial untuk menentukan apakah seseorang akan melanjutkan menonton atau melewati konten video kita begitu saja. Oleh karena itu, kita harus mencoba menunjukkan pesan penting, grafis atau backsound unik lebih awal untuk menarik perhatian penonton lebih lama.
4. Curi Perhatian Penonton dengan Tulisan
Grafis dalam bentuk tulisan singkat yang menarik dapat menambah poin untuk membuat penonton terkesan. Tulisan ini bisa kita letakkan pada caption ataupun pada cover video pendek yang kita produksi. Fitur menambah tulisan pada video sudah banyak ditemukan di berbagai platform video pendek.
Grafis tersebut bisa kita kreasikan dengan berbagai jenis dan ukuran tulisan. Gunakan kata-kata yang sedang hits, interaktif, dan mudah dipahami. Buatlah tulisan kita bermakna, yang menjelaskan isi video sehingga menarik perhatian penonton untuk mengklik konten video kita.
5. Konsisten dalam Mengunggah Konten
Konsistensi dalam mengunggah konten atau materi video ke platform sosial media yang kita pilih, menjadi kata kunci keberhasilan kita. Artinya kita harus rutin memproduksi konten. Rutin dapat diartikan secara periodik, entah itu 3 hari sekali, 5 hari sekali, seminggu sekali, atau 2 minggu sekali. Semakin sering video kita muncul, maka semakin sering pula penonton melihat karya kita. Alhasil, mereka akan ingat dengan konten-konten video kita. Biasakanlah untuk menjadwalkan waktu posting video agar kita tetap konsisten. Sebaliknya, inkonsistensi atau ketidakteraturan akan membuat penonton meninggalkan kita atau tidak lagi menonton video kita.
Beberapa poin di atas hanya sebagian dari tips bagaimana menjadi pencipta konten (content creator) yang populer. Tentunya masih banyak hal lainnya yang bisa dipelajari untuk mempopulerkan akun kamu. Ini menjadi penting dan strategis dalam upaya kita mengampanyekan tema dan nilai-nilai moderasi beragama melalui platform media sosial.
Bagaimana Mendapatkan Ide dan Cerita Tema Moderasi Beragama
Agar mempermudah kita dalam mendapatkan dan menentukan ide cerita dengan tema moderasi beragama untuk pembuatan konten atau materi video, penting bagi kita untuk banyak membaca dan menonton tayangan positif.
Hal pertama adalah memahami 9 (sembilan) nilai moderasi (wasathiyah) beragama seperti yang telah dirumuskan oleh Kementerian Agama. Kesembilan nilai-nilai itu ialah (1) Tawassuth, tengah-tengah atau moderat, (2) I’tidal atau tegak lurus, (3) Tasamuh atau toleransi, (4) Syura atau musyawarah, (5) Muwathanah atau cinta tanah air, (6) Al-la ’unf atau anti kekerasan, (7) I’tiraf al-urf , ramah budaya, (8) Qudwah atau kepeloporan, dan (9) Ishlah reformasi.
Dengan memahami kesembilan nilai-nilai ini, maka akan mudah bagi kita untuk memasukkan pesan-pesan tersebut dalam ide cerita. Mulailah mencoba latihan menerjemahkannya dalam bahasa gambar dengan membuat skenario atau jalan cerita sederhana. Misalnya siswa pelopor kebersihan di lingkungan sekolah, musyawarah bersama sebelum melaksanakan kegiatan siswa, pertemanan dengan teman berbeda agama. Bagi yang gemar kuliner, bisa melakukan kegiatan memasak bersama teman atau tetangga yang berbeda selera dan jenis masakannya, sejauh makanan itu diperbolehkan oleh agamanya. Dan ide cerita lainnya yang tentu masih banyak lagi.
Durasi video untuk media sosial yang kita produksi pada umumnya berkisar 3 menit. Memang tidak ada batasan durasi yang baku. Penentuan durasi ini memerlukan kejelian kita, apakah penonton bakal meninggalkan konten kita di tengah tayangan atau bisa bertahan hingga akhir. Konten kita bukanlah cerita utuh, namun penggalan kisah yang dikemas simple, menarik, namun memiliki pesan yang jelas. Untuk itu, agar lebih menarik, unsur-unsur dalam multimedia harus dikombinasikan, seperti teks atau grafis, audio, musik, juga animasi.
- Penulis adalah pemerhati moderasi beragama. Pernah meniti karier sebagai jurnalis di media televisi ANTV sejak tahun 1995, dan terakhir sebagai Produser di ANTV hingga tahun 2014. Tercatat menjadi pengurus Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pusat Periode 2005-2012. Saat ini menjadi Pemimpin Redaksi portal berita anyerglobe.com.