MODERASI BERAGAMA DAN PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, saat ini pemerintah tengah mengembangkan program yang disebut “pelajar Pancasila”. Apa itu pelajar Pancasila? Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Ciri utamanya enam: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Apa pemikiran yang melatar-belakangi lahirnya konsep dan program pelajar Pancasila? Sebagai kementerian yang mengemban amanat mengendalikan pembangunan SDM melalui ikhtiar bersama semua anak bangsa untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan kebudayaan, Kemendikbudristek dalam menentukan visi kementerian berdasarkan pada capaian kinerja, potensi dan permasalahan, visi Presiden pada RPJMN Tahun 2020-2024, serta visi Indonesia 2045.

Adapun visi Kemendikbudristek 2020-2024 adalah bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mendukung visi dan misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

Visi tersebut menggambarkan komitmen Kemendikbudristek mendukung terwujudnya visi dan misi Presiden melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dengan mengedepankan profesionalitas dan integritas. Oleh karena itu, perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan akan mengedepankan inovasi guna mencapai kemajuan dan kemandirian Indonesia. Sesuai dengan kepribadian bangsa yang berlandaskan gotong royong, Kemendikbudristek dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, bekerja bersama untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan visi dan misi Presiden tersebut.

Sejalan dengan upaya mewujudkan visi dan misi Presiden tersebut, Kemendikbudristek, sesuai dengan tugas dan kewenangannya, juga berkomitmen untuk menciptakan Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, sebagai bagian dari elemen masyarakat yang bertanggung jawab, sudah semestinya kita mengambil peran untuk turut meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Indonesia, sesuai bidang dan kompetensi kita masing-masing.

Profil Pelajar Pancasila

Sebagaimana telah disebutkan, pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.Yakni pelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keimanan dan ketakwaannya termanifestasi dalam akhlak yang mulia terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam, dan negaranya. Ia berpikir dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan sebagai panduan untuk memilah dan memilih yang baik dan benar, serta menjaga integritas dan keadilan.

Selanjutnya, pelajar Indonesia senantiasa berpikir dan bersikap terbuka terhadap kemajemukan dan perbedaan, serta secara aktif berkontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan manusia sebagai bagian dari warga Indonesia dan dunia. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Pelajar Indonesia memiliki identitas diri selaku representasi budaya luhur bangsa, menghargai dan melestarikan budayanya, sambil berinteraksi dengan berbagai budaya lainnya. Ia peduli pada lingkungannya dan menjadikan kemajemukan yang ada sebagai kekuatan untuk hidup bergotong royong. Pelajar Indonesia juga merupakan pelajar yang mandiri. Ia berinisiatif dan siap mempelajari hal-hal baru, serta gigih dalam mencapai tujuannya.

Pelajar Indonesia gemar dan mampu bernalar secara kritis dan kreatif. Ia menganalisis masalah menggunakan kaidah berpikir saintifik dan mengaplikasikan alternatif solusi secara inovatif. Ia aktif mencari cara untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri dan bersikap reflektif agar dapat terus mengembangkan diri dan berkontribusi kepada bangsa, negara, dan dunia.

Enam Elemen Pelajar Pancasila

Enam ciri utama pelajar Pancasila, seperti telah disebutkan, harus dilihat sebagai satu kesatuan yang saling mendukung dan berkesinambungan satu sama lain. Berikut penjabarannya:

Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, yakni: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

Berkebinekaan global. Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

Bergotong royong. Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

Mandiri. Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

Bernalar kritis. Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.

Kreatif. Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

Keenam karakteristik ini dapat diwujudkan melalui penumbuhkembangan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila. Dengan identitas budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila yang mengakar, diharapkan masyarakat Indonesia ke depan akan menjadi masyarakat terbuka yang berkewargaan global, dapat menerima dan memanfaatkan keragaman sumber, pengalaman, serta nilai-nilai dari beragam budaya yang ada di dunia, namun sekaligus tidak kehilangan ciri dan identitas khasnya.

Moderasi Beragama Pada Profil Pelajar Pancasila

Konsep dan nilai-nilai moderasi beragama erat kaitannya dengan profil Pelajar Pancasila. Moderasi beragama merumuskan tatanan nilainya dari pemahaman ajaran agama, sementara nilai-nilai yang terkandung dalam profil Pelajar Pancasila digali dari spirit kebangsaan. Kedua hal ini, yakni nilai-nilai yang bersumber dari ajaran agama, serta spirit kebangsaan, merupakan satuan nilai-nilai universal kemanusiaan yang saling mendukung dan melengkapi dalam konteks kehidupan berbangsa.

Penguatan karakter siswa dengan nilai-nilai moderasi beragama dapat dilakukan dengan pengenalan elemen Pelajar Pancasila. Demikian pula sebaliknya, pembentukan profil Pelajar Pancasila dapat diupayakan dengan mengenalkan nilai-nilai moderasi beragama. Misalnya, apa yang menjadi indikator moderasi beragama, yaitu toleransi, anti kekerasan, penerimaan terhadap tradisi, dan komitmen kebangsaan, sejalan dengan makna yang terkandung dalam elemen Pelajar Pancasila seperti beriman dan berakhlak mulia, berkebhinnekaan global maupun bergotong royong.

Pada profil berkebinnekaan global, yang memiliki elemen kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama: memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan masing-masing budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati terhadap sesama. Ini akan membentuk sikap toleran, keseimbangan, dan anti kekerasan.

Demikian pula pada makna nilai gotong royong yang memiliki elemen kolaborasi, kepedulian dan berbagi. Berbagi dimaknai sebagai memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama, serta mau dan mampu menjalani kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat. Dalam terminologi moderasi beragama, hal ini diantaranya yang dimaksud dengan sikap ihsan atau berbuat baik, prinsip syura atau musyawarah dan saling menghargai satu dengan lainnya.

Korelasi dan keselarasan dengan nilai moderasi beragama dapat lebih dipahami pada elemen beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Pada akhlak pribadi, seorang pelajar harus menyadari bahwa menjaga dan merawat diri penting dilakukan bersamaan dengan menjaga dan merawat orang lain dan lingkungan sekitarnya. Kemudian akhlak kepada manusia, pelajar mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain. Akhlak kepada alam, kita harus menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. Selain itu, seorang pelajar juga dituntut memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara. Ini yang disebut dengan akhlak bernegara.

Dengan demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam akhlak mulia tersebut, sebagai salah satu elemen pelajar Pancasila, sejalan dengan spirit dan nilai-nilai moderasi beragama. Merujuk rumusann Prof. Quraish Shihab, moderasi beragama itu menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menghargai makhluk ciptaan Allah. Menurutnya, di dalam moderasi mengandung beberapa pilar penting, diantaranya pilar keadilan, pilar keseimbangan, dan pilar toleransi.

Pada hakikatnya moderasi beragama dimengerti sebagai usaha untuk bersikap terbuka namun bukan berarti mendukung upaya untuk menjadikan agama sebagai jalan komersial, melainkan sebagai upaya untuk menaati serta menjunjung tinggi ajaran agama untuk mencapai kesejahteraan hidup, dan menjadiannya sebagai karakter.

Moderasi beragama menjadi sangat penting karena kecenderungan pengamalan ajaran agama yang berlebihan atau melampaui batas seringkali menyisakan klaim kebenaran secara sepihak dan menganggap dirinya paling benar sementara yang lain salah.

Penulis adalah Ketua Pengurus Wilayah Mathla’ul Anwar Provinsi Banten. Ia juga menjabat Wakil Ketum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar, dan pernh mejabat Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Provinsi Banten masa khidmat 2016-2021.