Doa Orang yang Berpuasa, dan Latihan Melawan Hawa Nafsu
“Tiga jenis orang yang doanya tidak ditolak Tuhan: imam yang adil, orang yang berpuasa, sampai berbuka, dan orang yang dizalimi. Akan diangkat doa itu oleh Allah di atas awan, pada hari kiamat, akan dibukakan baginya pintu langit, lalu Dia berkata, ‘Demi kemuliaan-Ku, akan Kutolong engka, walaupun tidak sekarang’.”
Betapa mustajabnya doa orang yang berpuasa. Juga imam (kepala negara, penguasa atau pemimpin) yang adil, dan orang-orang yang teraniaya. Selain hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah itu, Abdullah ibn Umar juga pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Bagi orang yang berpuasa, ketika dia berbuka adalah saat doa mustajab.”
Banyak ulama mengatakan, puasa merupakan sarana berlatih mengendalikan diri. Yakni dari jeratan nafsu “perut”, keinginan melahap apa saja, dan nafsu “faraj”, mengumbar selera rendah. Sehingga derajat kemanusiaan kita menjadi merosot karena dua hal itu, yang dalam masyarakat kontemporer sering pula dihubungkan dengan “uang dan kekuasaan” plus “perempuan” atawa seks.
Oleh karena itu, puasa juga disebut latihan perang melawan hawa nafsu. “Hal yang kutakutkan dari umatku,” demikian sabda Nabi, ”adalah pengumbran hawa nafsu dan panjang lamunan (orang sekarang menyebutnya halu). Mengumbar nafsu memalingkan manusia dari kebenaran (al-haq), sedangkan melamun panjang membuat orang lupa kepada akhirat. Karena itu ketahuilah, melawan hawa nafsu adalah modal ibadat.” (H.R. Hakim dan Dailami).
Selamat menjalankan ibadah shaum. Semoga puasa kita diterima Allah Ta’ala. Begitu juga dengan doa-doa kita.