Pendiri MA Mas Abdurrahman Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Bakda salat Jumat (9/12/2022), ratusan anggota Mathla’ul Anwar (MA) berkumpul di Gedung Mathla’ul Anwar Care, Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Mereka mengikuti Silaturahmi Kebangsaan MPR -MA. Pada acara ini diusulkan agar LH Mas Abdurrahman, pendiri MA, dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. 

Hadir dalam silaturahmi itu Wakil Ketua MPR H. Yandri Susanto, Ketua Umum Pengurus Besar MA Embay Mulya Syarief, Wakil Ketua Umum PB MA Babay Sujawandi, serta pengurus organisasi otonom MA seperti Muslimat MA dan Himpunan Mahasiswa MA. 

Dalam sambutannya Yandri Susanto mengatakan dirinya kerap melakukan kunjungan kerja di Pandeglang. “Meski dapil saya bukan di sini namun itu bukan sesuatu yang membatasi saya untuk beraktivitas,” ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu. “Kalau bicara tentang keumatan dan kebangsaan tidak mengenal dapil,” kata wakil rakyat dari Dapil II Banten yang meliputi Kabupaten dan Kota Serang serta Kota Cilegon ini.  

Yandri mengaku senang bisa berada di tengah keluarga MA. Pandeglang dengan Menes-nya merupakan pusat dari organisasi yang berdiri pada 1916 itu. Sebagai organisasi yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan, MA mempunyai kontribusi yang besar kepada bangsa dan negara. Seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan organisasi Islam lainnya, MA memiliki lembaga pendidikan mulai dari tingkat madrasah hingga perguruan tinggi yang tersebar di berbagai wilayah. 

Meski kontribusi besar telah disumbangkan MA kepada ummat, bangsa, dan negara, Yandri Susanto  menyayangkan belum ada tokoh dari MA yang dianugrahi gelar pahlawan nasional. “Dari NU, Muhammadiyah hingga Al Khairiyah yang di Cilegon sudah  ada tokoh yang diberi anugrah gelar pahlawan nasional,” tuturnya. “Tinggal MA yang belum,” tambahnya. 

Yandri bersama dengan pengurus MA mengusulkan KH Mas Abdurrahman menjadi pahlawan nasional. KH Mas Abdurrahman merupakan salah satu pendiri MA. “Beliau layak mendapat gelar Pahlawan nasional,” katanya. Seperti KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dan KH Hasyim Asyari pendiri NU, KH. Mas  Abdurrahman pernah belajar di Makkah. “Beliau sejaman dengan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari,” tuturnya. Bagi MA, KH. Mas Abdurrahman merupakan ruh organisasi. 

Yandri Susanto menyebut sudah selayaknya negara memberi penghargaan kepada Mas Abdurahman. “MA sudah meneteskan darah, nyawa, dan harta benda untuk  memerdekakan bangsa Indonesia,” ujarnya. “MA juga ikut mencerdaskan kehidupan bangsa,” tambahnya. 

Lebih lanjut dikatakan salah satu bentuk nyata negara menghargai keberadaan MA ya memberikan gelar pahlawan kepada KH. Mas Abdurrahman. Yandri mengakui untuk mendapat gelar pahlawan nasional banyak persyaratan yang harus dipenuhi namun Yandri Susanto yakin tidak ada keraguan sedikitpun atau tidak ada hambatan untuk menetapkan KH. Mas Abdurrahman menjadi pahlawan nasional. “Tinggal administrasinya saja,” ujarnya.

 Yandri Susanto dan pengurus MA akan berdiskusi dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini dan dirjen terkait di kementerian itu untuk memastikan langkah-langkah menetapkan KH. Mas Abdurrahman sebagai pahlawan nasional. 

Dalam menyongsong langkah tersebut serta menunjukan organisasi ini besar dan memiliki kontribusi yang nyata pada bangsa dan negara, MA akan menggelar Silaturahmi Akbar di Gedung MPR/DPR. Senayan, Jakarta. “Silaturahmi Akbar bagian dari cara keluarga besar MA untuk menunjukan diri kepada publik dan bangsa bahwa organisasi ini besar yang punya sumbangsih yang tak terhitung kepada bangsa dan negara,” kata Yandri.