Wisata: Menikmati Keindahan Desa Cikolelet

Desa Wisata Cikolelet di Kabupaten Serang, Banten. Foto: dok. Kemenparekraf
Beberapa waktu lalu Desa Cikolelet ditetapkan sebagai salah satu dari 50 desa wisata terbaik di Indonesia. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada 2 Oktober lalu. Cikolelet berada di kawasan wisata Pantai Anyer-Carita, Persisnya di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Jarak tempuhnya sekitar 141 kilometer dari Jakarta atau sekitar 45 kilometer dari Kota Serang. Untuk mencapai desa wisata ini Anda bisa menggunakan kendaraan roda empat maupun dua untuk sampai di lokasi.
Salah satu daya tarik Cikolelet adalah keindahan pemandangannya. Anda dapat menikmati pemandangan Curug Lawang yang lokasinya berada di tengah hutan yang rindang.
Berikut ini deretan daya tarik wisata yang dimiliki Desa Wisata Cikolelet, mulai dari pemandangan alam yang indah hingga kekayaan seni budaya dan ekonomi kreatif.
Pertama, pemandangan Curug Lawang
Curug Lawang merupakan air terjun di tengah hutan rindang yang dapat dinikmati wisatawan saat berkunjung ke Desa Wisata Cikolelet. Selain menikmati kearifan lokal yang ditawarkan desa wisata, pengunjung juga bisa melakukan kegiatan wisata alam di sini.
Kedua, aneka ragam produk ekonomi kreatif
Beragam produk ekonomi kreatif dapat ditemukan di sini. Beberapa di antaranya adalah produk susu kambing etawa, budidaya dan olahan jamur, serta emping melinjo. Kemudian ada kerajinan atap dari daun rumbia, olahan limbah, dendeng ikan lele dan limbat, penyulingan minyak kelapa, juga budidaya burung puyuh.
Wisatawan dapat melihat dan belajar langsung seputar pembuatan aneka ragam produk ekonomi kreatif tersebut. Menurut Menparekraf Sandiaga Uno, emping desa wisata ini memiliki daya saing tinggi dan berpotensi untuk dipasarkan ke pasar internasional. “Jadi, kita akan kembangkan produk emping di Desa Cikolelet. Tidak hanya empingnya saja, tapi kulitnya juga kita inovasikan karena kulit melinjo ini bisa dipakai untuk obat asam urat,” kata Sandiaga.

Ketiga, pemandangan alam
Selain Curug Lawang, Desa Wisata Cikolelet juga menawarkan pemandangan alam selain air terjun yang tidak kalah indahnya. Wisatawan akan disuguhi pemandangan sawah, danau, dan pegunungan sambil berswafoto ria di sana. Jika ingin menikmati alam lebih lama, ada area kemah yang dapat dimanfaatkan.

Keempat, jalur naik sepeda
Bagi pecinta olahraga luar ruangan terutama sepeda, Desa Wisata Cikolelet memiliki jalur sepeda gunung yang bisa dimanfaatkan pengunjung.
Kelima, kebudayaan lokal masih bertahan hingga kini
Desa ini masih mempertahankan nilai budaya seperti tradisi Ngurah Danau. Jika beruntung, mungkin wisatawan dapat melihatnya lantaran Ngurah Danau hanya dilakukan pada waktu tertentu. Adapun, Ngurah Danau merupakan tradisi membersihkan danau yang diadakan setahun sekali. Seluruh masyarakat akan menuju ke dalam danau yang mulai mengering dan mengambil ikan. Selain tradisi Ngurah Danau, ada juga tradisi mamaca atau bertutur, rampah kok, tari Yalil, dan pertunjukan calung. “Kita harus melestarikan nilai budaya luhur karena ini warisan yang akhirnya dapat mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di sini,” ungkap Sandiaga.
Ketua Pengelola Desa Wisata Cikolelet Ojat Darojat mengatakan, untuk meningkatkan daya tarik agar pengunjung datang ke Cikolelet, pihaknya akan akan berupaya agar Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata (Disporapar) bisa mengakomodir komunitas dan pelaku wisata untuk duduk bersama. Misalnya, mengarahkan tamu hotel untuk datang ke Cikolelet. Apalagi saat ini di Cikolelet ada Imah Awi atau gerai produk UMKM yang menjual oleh-oleh dan souvenir khas Cikolelet.
Yuk kita nikmati pemandangan alam Cikolelet sambil mencicipi kuliner dan membawa oleh-oleh serta souvenir khas desa ini.
Alumni SMP Terpadu Sindangkarya dan SMK Sindangkarya Islamic School (SIS)
Universitas Lampung – S1 Pendidikan Bahasa Prancis